Diberdayakan oleh Blogger.
RSS
Tampilkan postingan dengan label Psikologi. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Psikologi. Tampilkan semua postingan

Cara Meningkatkan Harga Diri




Harga diri adalah penilaian individu terhadap kehormatan diri, melalui sikap terhadap dirinya sendiri yang sifatnya implisit dan tidak diverbalisasikan dan menggambarkan sejauh mana individu tersebut menilai dirinya sebagai orang yang memeiliki kemampuan, keberartian, berharga, dan kompeten.
Begitu sangat pentingnya harga diri untuk selalu ditingkatkan untuk dapat mencapai hidup yang memiliki derajad dan martabat yang tinggi. Berawal dari diri sendirilah harga diri akan tumbuh.
Berikut ada tips dan trik untuk menumbuhkan dan meningkatkan harga diri:
  1. Belajar untuk selalu menghargai diri sendiri. walaupun terkadang orang lain memandang diri anda rendah tapi tetapkan keyakinan anda bahwa andalah yang berhak atas hidup anda dan anda yang paling mengerti diri anda.
  2. Belajar untuk menyukai diri sendiri. Menyukai diri sendiri berarti menerima diri apa adanya. dan belajar untuk mengembangkan potensi yang dimiliki. Lihat sisi positif dari diri anda, adn yang paling penting adalah bersyukur untuk segala yang kita miliki.
  3. Miliki gambar diri yang positif. hal ini berhubungan dengan penerimaan diri. gambar diri adalah cara pandang anda terhadap diri anda. yakinkan diri anda kalau anda layak untuk berhasil, anda pantas untuk dicintai dan dihargai, anda adalah pribadi yang special. Ingatlah bahwa gambar diri anda mmpengaruhi perilaku anda.
  4. Lakukan apa yang anda anggap penting. walaupun anda merasa anda tidak mampu karena anda malu dan takut, paksakan diri anda untuk melalui proses itu. percayalah bahwa ternyata diri anda mampu untuk melakukannya. yang perlu diingat adalah semakin kita paksakan untuk melalu proses yang tidak enak, semakin anda memperluas daerah teritori kenyamanan anda.
  5. Belajar untuk hidup mandiri, tidak tergantung dengan orang lain, sehingga anda tidak rentan terhadap penolakan.
  6. Jangan menghubungkan harga diri anda dengan kegagalan atau kesalahan yang anda lakukan. tanamkan pada diri anda untuk tidak menyerah pada keadaan.
  7. Miliki konsep diri yang benar tentang harga diri, bahwa harga diri berasal dari dalam bukan dari luar diri kita. bukan terletak pada materi yang kita peroleh, kesuksesan yang kita peroleh karena materi dan kesuksesan hanya menumbuhkan harga diri semu dan tidak dapat bertahan selamanya.
  8. Hargai diri sendiri, jangan tolak pujian sederhana yang dikatakan orang mengenai kita. terima itu dan berpikir lebih maju lagi. hati-hati bila ada kata-kata dibeak anda seperti “aku memang bodoh”, ” aku memang gak bisa”, “alah ini cuma mimpi , gak mungkin jadi nyata”. kata2 beracun ini akan merusak harga diri anda yang anda bangun perlahan-lahan.
    Sumber: belajar psikologi.com



  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Bahaya Tidur Berlebihan


Kita tahu bahwa sulit tidur atau yang biasa disebut insomnia tidak baik untuk kesehatan. Begitu juga dengan “lawannya”, yakni oversleeping(kelebihan tidur) atau hipersomnia,
Meskipun tidur merupakan kegiatan yang harus terpenuhi untuk membantu proses peremajaan tubuh, jika dilakukan berlebihan, hal itu akan memberikan dampak negatif untuk kesehatan. Para pakar pun menganjurkan untuk tidak tidur lebih dari sembilan jam tiap malam.
Apa saja yang memungkinkan menjadi penyebab oversleeping atau hipersomnia?
• Sleep apnea, jenis gangguan tidur di mana orang berhenti bernapas untuk sesaat ketika tidur dan dapat menyebabkan meningkatnya kebutuhan tidur karena membuat siklus tidur normal terganggu. Penderita akan merasa lelah dan lemas meski telah tidur selama 10 jam. Gangguan pernapasan mulai terjadi karena dinding tenggorokan cenderung berhenti beraktivitas, sementara individu sedang dalam kondisi bersantai (tidur). Akibatnya, aliran udara di dalam tubuh berhenti dan seketika individu tersebut terbangun untuk bernapas.
• Narcolepsy, masalah neurologis yang menyebabkan tidur berlebihan. Narcolepsymemengaruhi bagian otak yang mengontrol dan mengatur tidur. Penderita (narcolepsy) gagal untuk mengidentifikasi dan membedakan waktu tidur dengan waktu untuk tetap terjaga. Penderita dapat tertidur di mana saja dan kapan saja.
• Stres dan depresi. Dua hal ini memang harus dihindari karena dapat menyebabkan banyak gangguan kesehatan jiwa, juga mental, tak terkecuali oversleeping.
• Kelelahan. Kelelahan akibat bekerja terlalu keras, gangguan tidur, kehamilan, atau kekurangan tidur merupakan salah satu penyebab utama oversleeping. Ketika merasa lelah, Anda cenderung memutuskan tidur lebih lama, bahkan lebih dari sembilan jam, untuk mencoba agar segar kembali.
Apa dampak oversleeping bagi kesehatan?
• Diabetes. Penelitian menunjukkan, orang yang tidur lebih dari sembilan jam tiap malam berisiko 50 persen lebih besar terkena diabetes dibandingkan dengan mereka yang tidur tujuh jam per malam. Penelitian juga menemukan, oversleepingdapat mengindikasikan gangguan medis yang meningkatkan kemungkinan pengaruh diabetes.
• Obesitas. Penelitian menunjukkan, mereka yang tidur selama 9-10 jam tiap malam 21 persen lebih mungkin mengalami obesitas daripada mereka yang hanya tidur selama 7-8 jam.
• Sakit jantung. Sebuah penelitian menunjukkan, wanita yang tidur selama 9-11 jam  tiap malam 38 persen lebih mungkin terkena penyakit jantung koroner.
• Sakit kepala. Para peneliti meyakini, sakit kepala bisa merupakan efek darioversleeping. Mereka yang tidur terlalu lama pada siang hari sering mengalami gangguan ketika hendak tidur pada malam harinya sehingga menyebabkan timbulnya sakit kepala pada keesokan hari.
• Nyeri punggung. Ketika Anda berbaring di tempat tidur selama berjam-jam, sering kali timbul nyeri pada punggung. Orang yang menderita sakit punggung atau rentan terhadap sakit punggung pun dianjurkan dokter untuk tetap aktif  bergerak, tidak sering berbaring atau tiduran.
• Kematian. Beberapa penelitian menemukan, orang yang tidur sembilan jam atau lebih tiap malam memiliki tingkat kematian lebih tinggi daripada mereka yang tidur tujuh hingga delapan jam per malam. Para peneliti berspekulasi, depresi dan rendahnya status sosial ekonomi (juga dikaitkan dengan tidur lebih lama) dapat dihubungkan dengan meningkatnya mortalitas (kematian).
Apa pilihan pengobatan untuk mengatasi oversleeping?
Tidur yang lama biasanya tidak membutuhkan pengobatan, kecuali jika gejala yang muncul menandakan adanya gangguan yang lebih serius. Pada kasus-kasus tersebut, penyebabnya harus diketahui terlebih dahulu. Masalah terbesar mereka yang punya kebiasaan tidur lama adalah menyesuaikan jadwal harian untuk waktu tidur. Jika tidak memenuhi kuantitas tidur yang dibutuhkan, mereka biasanya akan merasa kesal dan mengalami kelelahan pada keesokan harinya. Mereka juga menghadapi masalah dalam hubungan sosial.
Tips mengatasi oversleeping:
• Pilih nada atau suara alarm yang tepat. Memilih suara yang tepat penting artinya untuk mengembalikan Anda ke realitas, bahkan dari tidur Anda yang paling dalam.
• Jangan tergoda untuk tidur ringan atau snooze setelah Anda terbangun. Hindarilah penggunaan tombol snooze pada alarm karena hanya akan mengacaukan jadwal alarm Anda.
• Pertahankan jadwal tidur secara teratur. Buatlah kebiasaan yang membuat tubuh Anda teratur untuk beristirahat dan kembali siap untuk beraktivitas pada hari berikutnya. Rencanakan program aktivitas hingga larut hanya pada saat Anda bebas dari tenggat pada keesokan harinya.
•  Berkonsultasi dengan dokter.  Temuilah dokter jika Anda mengalami gejalaoversleeping kronis. Hal itu penting untuk mengetahui gangguan atau penyakit yang menyebabkan Anda mengalami oversleeping.


  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Rahasia Mengembangkan Kepribadian

Banyak orang prihatin mengenai perkembangan orang muda saat ini. Mereka lebih lambat dewasa. Bandingkan dengan masa-masa menjelang dan setelah Indonesia merdeka, orang-orang muda yang mengambil tanggung jawab mendirikan bangsa dan negara ini.

Bung Karno dan Bung Tomo merupakan contoh bagaimana orang muda pada waktu itu telah mampu keluar dari perhatian terhadap diri sendiri. Mereka memberikan perhatian kepada hal yang besar, berupa kehidupan yang lebih luas tanpa tanggung-tanggung bangsa dan negara Indonesia yang sangat besar!
Kondisi pada waktu itu memang menciptakan peluang tersebut. Orang muda mendapat tantangan bertindak. Di dalam keluarga pun terdapat tradisi pendidikan yang sangat menekankan tanggung jawab sedini mungkin, dengan menerapkan sistem ganjaran dan hukuman (reward dan punishment) yang konsisten.
Hampir tiap keluarga menerapkan pembagian tugas kepada semua anak untuk menyelesaikan pekerjaan rumah tangga maupun tugas lain membantu orangtua.
Pentingnya Tanggung Jawab dan Disiplin Dengan praktik-praktik orangtua pada masa lalu tersebut, entah disadari atau tidak, sebenarnya orangtua telah melatih anak untuk memiliki perhatian serta tanggung jawab terhadap kehidupan bersama, dan mengembangkan disiplin.
Selain melalui tugas rumah tangga, anak-anak juga mengalami pendisiplinan melalui aturan-aturan jam tidur siang, jam belajar bersama, jam bermain, dan sebagainya. Tampak bahwa pemberian tanggung jawab dan pendisiplinan sejak dini berperan sangat penting dalam mendorong pendewasaan seorang anak.
Keadaan saat ini sungguh berbeda. Anak sering tetap diperlakukan sebagai bocah hingga mereka remaja, tanpa menerima kewajiban yang memungkinkan mereka memberikan perhatian terhadap lingkungan. Kewajiban yang diberikan sebatas belajar dan menghasilkan nilai rapot yang memuaskan bagi orangtua.
Akibatnya, banyak anak tetap bergantung pada orangtua hingga lulus sarjana. Padahal, tanpa pengalaman tanggung jawab dan disiplin, kemampuan mengatasi masalah kurang berkembang. Mereka juga kurang memiliki daya juang. Terutama bila tidak punya prestasi atau keterampilan tertentu, mereka cenderung mengalami krisis harga diri.
Alih-alih memikirkan tanggung jawab akan dunia sekelilingnya, mereka justru sibuk mengatasi dirinya sendiri yang tidak bahagia. Sebagian bahkan menggunakan cara-cara tidak sehat untuk mengatasinya (seperti menggunakan obat terlarang) di samping memboroskan waktu untuk mencari pemuasan diri sesaat.
Manfaat Berorganisasi Mengapa terjadi perubahan pola pendidikan orangtua dalam kultur kita? Perubahan tersebut nampaknya tidak lepas dari perkembangan masyarakat yang semakin komplek, sehingga menggeser orientasi-orientasi dalam hidup.
Perubahan kurikulum pendidikan formal yang cenderung membebani anak dan orangtua, ikut mendorong orangtua untuk membebaskan anak dari tugas-tugas lain selain sekolah atau mencapai prestasi lain. Membiasakan anak selalu dilayani oleh pembantu rumah tangga merupakan faktor yang lain.
Lalu, langkah apa yang dapat ditempuh untuk mengembangkan kepribadian anak-anak muda kita? Menanamkan nilai-nilai tanggung jawab dan disiplin merupakan keharusan. Mendorong aktif dalam organisasi yang memiliki program terstruktur seperti OSIS, sanggar seni, lembaga pengabdian, merupakan langkah lain.
Sebuah penelitian mengenai manfaat organisasi pemuda di Amerika memberikan gambaran yang menarik mengenai apa saja perkembangan yang dialami oleh para anggota organisasi yang diteliti.
Larson dkk (2004), melakukan observasi dan wawancara terhadap para anggota dan pimpinan tiga organisasi yang berbeda basis kegiatan (pendidikan, seni, dan kemasyarakatan), masing-masing 3-4 bulan. Melalui hasil penelitian ini kita dapat melihat manfaatnya bagi perkembangan kepribadian anggotanya.
1. Mengembangkan inisiatif Temuan Larson dkk pada tiga program yang diteliti, sesuai dengan beberapa hasil penelitian sebelumnya, menunjukkan bahwa keterampilan inisiatif para anggota tumbuh melalui tantangan yang mereka hadapai dalam mencapai suatu tujuan. Pada mulanya para anggota ”sekadar melakukan”, tetapi setelah beberapa minggu kemudian mereka mulai tampak mengembangkan strategi untuk menghadapi suatu tantangan (tugas), dan lebih memobilisasi waktu dan usaha. Beberapa hal yang dipelajari sebagai hal yang menghasilkan kesuksesan program adalah: (a) memulai secara lebih awal; (b) mengelola waktu; (c) bekerja keras.
Beberapa anggota tampak menunjukkan peningkatan dalam strategi berpikir. Mereka menemukan pencerahan (insight) dalam hal memecahkan masalah, mengorganisasi langkah-langkah pekerjaan, dsb, agar penyelesaian tugas dapat lebih efektif. Sebagian anggota malah dapat mentransfer peningkatan kemampuan inisiatifnya ke dalam sisi lain kehidupannya, yaitu dalam perencanaan karier.
2. Transformasi dalam motivasi Dengan adanya perkembangan keterampilan inisiatif, motivasi para anggota juga berubah. Larson dkk menemukan, dalam tiga organisasi yang diteliti banyak anggota yang awalnya bergabung dengan alasan ekstrinsik: untuk memuaskan orangtua, mengisi waktu luang bersama teman sebaya, menjadi prasyarat lulus sekolah, atau karena ada honor. Namun, sebagian besar kemudian menunjukkan perubahan.
Motivasi mereka menjadi lebih intrinsik (adanya minat pribadi terhadap program), dengan alasan dapat terlibat dalam aktivitas-aktivitas yang baru, segar, dan menarik secara pribadi.
3. Memperoleh modal sosial Perkembangan remaja, selain berupa perkembangan karakter dan penguasaan keterampilan baru, juga perkembangan dalam pembentukan relasi pribadi, termasuk relasi dengan orang dewasa. Untuk itu, orang muda butuh relasi dengan orang dewasa yang dapat memberi modal sosial, yakni yang memberi informasi dan sumber daya yang menghubungkan mereka dengan dunia orang dewasa.
Modal sosial selain baik untuk individu juga baik untuk komunitas karena adanya pertukaran pengetahuan, sumber daya, dan kepercayaan, sehingga membentuk keadaan masyarakat yang sehat. Keterlibatan dalam program-program kepemudaan merupakan kesempatan untuk membangun modal sosial dan berkembang menjadi orang-orang dewasa yang berkeahlian tinggi.
Dari penelitian Larson dkk ditemukan bahwa para anggota dari tiga organisasi yang diteliti memanfaatkan relasinya dengan orang-orang dewasa dalam komunitas yang ada untuk keperluan pendidikan dan perencanaan karier mereka.
Banyak anggota mengaku telah belajar dari para orang dewasa mengenai pilihan pendidikan dan karier di masa mendatang. Dalam relasinya dengan orang-orang dewasa sepanjang kegiatan yang dilaksanakan, mereka dapat menemukan secara nyata bagaimana orang dewasa mengelola tantangan hidup, dan mereka ikut mengembangkan keahlian untuk menghadapi tantangan.
4. Menjembatani perbedaan Bentuk lain modal sosial/interpersonal diperoleh melalui teman-teman sebaya, yakni dengan mengembangkan hubungan dan pemahaman terhadap berbagai aspek perbedaan manusia (etnis, agama, gender, status sosial-ekonomi, tujuan, dsb). Hasil penelitian Larson dkk menunjukkan melalui program-program pada tiga organisasi yang diteliti, para anggota mengalami perkembangan kompetensi untuk memahami dan menghargai keanekaragaman manusia.
Data yang diperoleh menunjukkan bahwa para anggota belajar menjembatani perbedaan melalui proses tiga tahap:
a. Pertama, mengalami interaksi dengan orang-orang muda lain yang berbeda dengan dirinya dalam berbagai hal. Melalui interaksi ini mereka mengalami hubungan yang bermakna dengan teman berbeda etnis dan sebagainya serta membangun rasa saling percaya.
b. Kedua, melalui interaksi tersebut mereka belajar tentang orang lain dan mulai melihat orang lain secara lebih utuh. Dengan bersama-sama mengerjakan apa yang menjadi program dalam kelompok-kelompok kecil, mereka menjadi saling bergantung dan akrab satu sama lain.
c. Ketiga, mereka mengalami perubahan dalam berpikir yang memengaruhi bagaimana interaksinya dengan anggota kelompok-kelompok lain. Berdasarkan pengalaman berinteraksi secara akrab dengan orang lain di dalam kelompok, selanjutnya dalam interaksi dengan kelompok lain mereka telah mampu untuk menghargai perbedaan-perbedaan, sehingga dalam interaksi tidak terjadi pembedaan antar kelompok.
Namun, dalam kenyataan pencapaian tahap ketiga ini tidak berlangsung mudah. Bila sungguh-sungguh dihadapkan dengan perbedaan antar kelompok, kadang terjadi pertahanan diri, penolakan, atau pengabaian masalah yang dihadapi. Dalam situasi seperti ini orang dewasa yang menjadi pendamping program bekerja keras menciptakan kondisi positif bagi interaksi antar kelompok. Antara lain dengan memberikan status yang sama, membangun kerja sama, kontak individu antar kelompok, dan adanya dukungan dari orang-orang dewasa (pendamping) dalam berbagi seting kegiatan.
5. Menemukan tanggung jawab baru Tanggung jawab merupakan kualitas yang diharapkan dimiliki orang yang berkembang menuju kedewasaan. Hasil penelitian Larson dkk menunjukkan, banyak anggota mengakui adanya proses menjadi lebih bertanggung jawab dalam perasaan maupun dalam bertindak, sepanjang keikutsertaannya dalam program.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS