skip to main |
skip to sidebar
Satu misi mengirim dua orang akan memakan biaya hingga Rp13,4 triliun.
Bepergian ke Bulan, tak lagi jadi mimpi bagi kaum awam. Sebuah
perusahaan swasta, Golden Spike, menawarkan perjalanan ke satelit Bumi
itu bagi orang-orang yang bersedia merogoh kocek dalam-dalam. Perjalanan
akan dilaksanakan 2020.
Perusahaan yang didirikan veteran NASA
itu mematok harga cukup fantastis bagi mereka yang ingin mewujudkan
mimpi mereka terbang ke Bulan. Satu misi berisi dua orang diperkirakan
akan menelan biaya hingga U$1,4 miliar atau sekitar Rp13,4 triliun.
"Visi
kami adalah menciptakan sistem transportasi manusia ke Bulan yang
handal tapi terjangkau," kata Gerry Griffin yang juga mantan direktur
penerbangan Apollo. Mereka mengumumkan rencana tersebut memang dalam
suasana peringatan ke-40 peluncuran Apollo 17, misi berawak terakhir ke
bulan. Dengan demikian semua orang dari negara manapun dapat pergi ke
Bulan.
Mantan petinggi Badan Antariksa Amerika Serikat, Alan
Stern, juga tercatat sebagai pendiri perusahaan ini. Stern yang menjadi
CEO Golden Spike, ada beberapa negara yang mungkin saja tertarik dengan
perjalanan ke Bulan ini.
"Kami bisa membuat biayanya terjangkau
bagi negara-negara menengah seperti Indonesia, Korea, atau Afrika
Selatan," kata dia seperti dikutip dari laman The Telegraph. Dia negara-negara tersebut mendapatkan manfaat dalam bidang penelitian atau martabat negara.
Sementara itu, dikutip dari laman BBC,
pengiriman orang ke Bulan itu akan menggunakan teknologi roket dan
kapsul yang telah ada, dan diharapkan dapat diluncurkan sebelum akhir
dekade ini. Perusahaan ini memperkirakan dapat meluncurkan sekitar 15-20
misi ke Bulan.
Bagaimanapun, Astronom dari Harvard University
Jonathan McDowell, mengatakan bahwa banyak perusahaan luar angkasa baru
yang gagal sebelum membangun sesuatu. "Ini tak mungkin menjadi salah
satu yang sukses," kata McDowell